Responsive Ads Here

Pembunuh Mirna Ini Ternyata Sangat Pintar

Bapak Nursamran Subandi- kepala bidang kimia dan puslabfor Badan 
reserse kriminal polri sebagai saksi ahli tentang toksikologi


Jakarta, Frendly News 
Bapak Nur Samran Subandi - Kepala Bidang Kimia dan Biologi Puslabfor Badan Reserse Kriminal Polri, Kombes yang dihadirkan sebagai saksi ahli dalam persidangan kasus Mirna, yang digelar di PN Jakarta Pusat kemayoran hari rabu (3/8) mengatakan pembunuh wayan mirna salihin tergolong orang yang sangat pintar karena mengetahui senyawa sianida hanya akan memberikan efek mematikan apabila berada dalam kondisi dingin.

"pelaku smart, karena pelaku tahu bahwa sianida kalau dimasukkan  ke air panas akan hilang  efeknya, kalau ke air dingin tidak" kata Samran di PN Jakarta pusat, kemayoran. rabu(3/8)

ahli toksikologi ini melanjutkan bahwa natrium sianida masuk dalam kategori bahan kimia beracun tinggi, nama lain dari natrium sianida adalah "potas" atau "potassium",  yang sering dipakai para nelayan untuk menangkap ikan sehingga dampaknya dapat merusak lingkungan termasuk terumbu karang dan meracuni ikan. tetapi kenapa tidak satupun masyarakat yang keracunan sianida?

alasannya "karena ikan tersebut sudah dimasak. seandainya sianida tersebut tidak hilang karena panas, maka orang akan keracunan makan ikan. tapi begitu dimasak kena panas, maka sianida hilang, dan yang bisa menghilangkannya hanya asam basa bisa juga dikarenakan temperatur panas". Ungkap Samran.

Efek sianida akan bereaksi cepat pada air dingin. sianida juga bersifat mudah larut dalam air, bersifat basa dan dan korosif, artinya jika mengenai permukaan, baik benda maupun kulit akan meninggalkan reaksi seperti rusaknya permukaan benda atau iritasi pada kulit. "orang akan mati seperti kehabisan oksigen dan itu prosesnya sangat cepat". paparnya

sidang tersebut juga diwarnai selisih pendapat antara kuasa hukum Jessica, Otto Hassibuan dengan Dokter Forensik Rumah Sakit Pusat Polri  Sukanto, Slamet  Purnomo, yang hadir sebagai saksi ahli.

adu argumen berlangsung sengit usai Bapak Slamet menjelaskan secara medis hasil autopsi terkait temuan racun sianida pada jenazah mirna pasca tewas pada rabu (6/1) lalu.

Otto menilai slamet tidak memiliki bukti bila kerusakan pada hati, empedu ataupun bercak hitam pada lampung, bibir bagian dalam serta kerongkongan mirna di sebabkan oleh sianida. karena sesuai keterangan Slamet, Otto mengatakan jika Slamet hanya melakukan pemeriksaan dengan mikroskop tanpa uji laboratorium sebelumnya,

"apakah anda memeriksa bagian jantung, kepala dan otak, karena pada kasus kematian seluruh organ harus diperiksa secara menyeluruh. itu prosedur autopsi, karena autopsi harus dilakukan dari kepala sampai bawah untuk mencari tahu penyebab kematian" ujar Otto.

mendengar pernyataan Otto, Slamet terlihat marah lantaran pertanyaan yang diajukan secara tidak langsung meragukan kapasitasnya sebagai ahli forensik.

"anda meragukan saya sebagai dokter? setelah melihat hasil laboratorium forensik Mabes Polri Bahwa betul didalam (organ-red) ada sianida, itu ada dalam tubuhnya, jadi dia meninggal karena racun".  tegas Slamet. tidak hanya itu, ia menegaskan hasil temuan sianida dalam sample organ milik mirna itu mencapai ambang batas toleransi yang dapat diterima tubuh manusia, yakni sebanyak 0.2 miligram per liter.

"pasti (sianida-red) dari luar (tubuh-red), karena banyak organnya yang rusak, kalau dia sudah meninggal dimasukkan (sianida-red) bisa saja, tapi organnya tidak akan rusak karena tidak ada reaksi tubuh korban", Papar Slamet.

Pernyataan Slamet itu membuat Otto sempat terdiam sejenak bersamaan dengan gemuruh tepung tangan sejumlah pengunjung sidang, termasuk keluarga mirna yang hadir. (m8/dwi)
Share on Google Plus

About Arry Kurniawan

0 komentar:

Posting Komentar